WAWASANPROKLAMATOR,- Masyarakat mahasiswa Fakultas Hukum (FH) melakukan Aksi Damai kepada Pihak Dekanat. Aksi tersebut bertempat di depan Ruang Dekanat FH, Kampus Proklamator II Universitas Bung Hatta pada Jumat 15 November 2024.
Aksi bertujuan bentuk wujud implementasi Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMTD) sekaligus wadah untuk menyampaikan aspirasi terkait berbagai keresahan mahasiswa selama berada di lingkungan FH. Tuntutan yang dilayangkan seperti fasilitas kelas, perpustakaan, lift, Air Conditioner (AC), tidak membeda-bedakan masyarakat mahasiswa, persyaratan Program Kekhususan (PK), dan mempertegaskan kewajiban dosen.
Frans Mahendra, Koordinasi Umum, menuturkan, aksi damai ini diinisiasi oleh lembaga Badan Eksekutif Masyarakat Mahasiswa (BEMM) dan Dewan Perwakilan Masyarakat Mahasiswa (DPMM) FH. Kemudian, demonstrasi bertujuan untuk menuntut hak-hak mahasiswa yang di kesampingkan.
“Aksi damai dalam menyampaikan keluh kesah masyarakat mahasiswa yang kita tampung untuk disuarakan ke dekanat. Hasil tuntutan yang kita suarakan nanti, semoga bisa dipenuhi,” tuturnya.
Koordinator Lapangan (Korlap), Haiqal Melvi Yendri, menjelaskan, massa ini diawali karena adanya out class LKMTD. Tetapi pada saat itu, terdapat saran-saran dari masyarakat berupa undangan konsolidasi untuk menampung hak-hak mereka.
“Persiapan aksi ini memakan waktu selama semingggu, tahap awal kami mengumpulkan massa dengan mengkonfirmasi angkatan dan mengshare ke grup WhatsApp. Semua berharap supaya dekanat dapat mengabulkan tuntutan kami,” jelasnya.
Giovannie Gregory Amanda Saleleubaja, salah satu mahasiswa FH, dalam orasinya mengatakan, mahasiswa tidak boleh berhenti bersuara dan keluh kesah yang terjadi di lingkungan FH bukan hanya di rasakan pribadi. Ia mengkritik beberapa aturan di FH yang dinilai tidak masuk akal.
“Undang-Undang (UU) kita memang ada yang melarang merokok. Peraturan mana yang mewajibkan mahasiswa membeli buku,” paparnya.
Muhammad Syarif, Koordinator Advokasi BEMM FH, lewat orasinya mengutarakan, pendidikan pada saat ini tertindas dan dikuasai oleh birokrat-birokrat kampus. Ia juga melantangkan, isu-isu sosial dan kampus harus dipikirkan untuk kemajuan masyarakat.
“Apapun ekspresi teman-teman selama di kampus dan hak-hak yang belum bisa disampaikan tolong suarakan sekarang. Esensi mahasiswa seharusnya berdiskusi, menulis dan menjadi penggerak,” utaranya.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat