WAWASANPROKLAMATOR,- Kekosongan Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Universitas Bung Hatta menjadi perbincangan, pasalnya sampai sekarang belum terlihat pimpinan lembaga tertinggi ini. Hal tersebut menjadi sorotan bagi masyarakat mahasiswa.
Setelah masa jabatan presma dan wapresma periode sebelumnya berakhir, masa kepemimpinan selanjutnya menjadi permasalahan karena tidak adanya calon yang mendaftar. Menanggapi masalah yang sedang terjadi, beberapa pimpinan-pimpinan lembaga selingkup kritisi terhadap masalah terkait.
Mutiara, Ketua Umum (Ketum) Radio Suara Mahasiswa (Diorama) Proklamator, mengatakan, lembaga selingkup tetap berjalan dengan semestinya meskipun presma tidak ada. Ia juga mengatakan, kurang tersalurkan suara mahasiswa ke pihak kampus karena tidak adanya Ketua Badan Eksekutif Masyarakat Mahasiswa (BEMM). Harapannya, segera mengisi kekosongan presma sekarang untuk lancarnya jalan sebuah lembaga kampus.
“Sejauh ini dari beberapa bulan sejak kosongnya presma, lembaga tetap berjalan dengan baik. Tidak adanya sosok presma, aspirasi dari masyarakat mahasiswa tiap fakultas kurang tersampaikan pada pihak petinggi kampus. Besar harapan kami untuk ada yang mengisi kekosongan presma saat ini, demi keberlanjutan lembaga Universitas Bung Hatta,” ujarnya.
Ketum BEMM-FH, Sandi Bintang Pratama, mengujarkan, sistem kaderisasi tiap fakultas berbeda-beda dari culture dan tingkat kesulitannya. Perbedaan tersebut yang menyulitkan penyatuan dari tujuh fakultas untuk mencari seorang pimpinan serta minimnya minat mahasiswa untuk berlembaga. Kontestasi dari kampus lain yang membuat banyaknya Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dibandingkan dengan Universitas Bung Hatta, yang mana terdapat benefit atau privilege tersendiri.
“Menurut saya kosongnya presma sekarang sah saja, dalam mekanisme kelembagaan yang telah diatur, sesuai dalam Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) telah dilakukan berkali-kali belum menemukan capresma. Kembali lagi pada hak seseorang untuk berorganisasi, jika minat atau kaderisasi tiap fakultas kurang maka akan sulit untuk mencari capresma. Semua itu tidak terlepas dari peran dan fungsi dari tujuh fakultas yang ada di Universitas Bung Hatta,” jawarnya.
Presma Demisioner, Rendhi Oktriadi, menyampaikan, kekecewaan terhadap kekosongan presma dan wapresma sekarang. Ia berharap, pimpinan baru selanjutnya kelak merangkul dan menampung aspirasi-aspirasi.
“Mengecewakan bagi seluruh mahasiswa Universitas Bung Hatta, karena dalam kondisi eksternal maupun internal kampus membutuhkan peran presma dan wapresma sebagai ujung tombak pergerakan atau eksekutor dalam kelembagaan. Presma yang akan datang semoga nantinya memiliki kemampuan melayani dan menampung seperti memberikan pergerakan yang sudah ditanamkan sejak dulu,” terangnya.
Chelly Wahyu Amelya, Ketum Dewan Perwakilan Masyarakat Mahasiwa Universitas (DPMMU), mengatakan, pihak kepengurusan berusaha dengan maksimal namun tidak ada yang mendaftarkan diri. Pemira akan dilaksanakan setelah lebaran, diperkirakan akhir April, Universitas Bung Hatta sudah mempunyai presma dan wapresma.
“Kepengurusan kami sudah berusaha sekeras mungkin tapi disayangkan tidak ada yang mendaftarkan diri, telah berdiskusi dari Desember sebelum libur semester. Pemira setelah hari raya akan berlangsung April kita sudah memiliki kepala lembaga,” tutupnya.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat