Terik matahari masih bersinar terlihat pada pukul 17:15 Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) menuju berbuka. Pinggir jalan dipenuhi takjil yang selalu menghiasi suasana Ramadhan.
Menuju stasiun Kereta Api (KA) Air Tawar Padang-Pariaman dengan menggunakan jasa maxim. Tampak penumpang KA membawa minuman dan makanan mereka, karena untuk sampai ketujuan menjadikan keterbatasan waktu berbuka diperjalanan.
Ketika adzan berkumandang dengan rasa syukur, penumpang yang menjalankan ibadah puasa berbuka bersamaan. Kita tidak tau saat berpuasa apa saja yang sudah mereka kerjakan, baik itu mahasiswa, ibu-ibu dan bapak-bapak. Melihat sekitar dengan fisik yang lelah entah apa yang lagi mereka perjuangkan, rasanya malu ketika mengingat saya mudah mengeluh.
Penumpang saling berbasa-basi menawarkan makanan dan minuman, betapa indahnya kebersamaan bahkan tak saling mengenal. Rasanya sangat haru ketika melihat momen ini, bulan puasa membawa keberkahan setiap tahunnya.
Menuju pemberhentian di stasiun Pariaman, suara bergetar muncul dari dalam tas besar yang aku bawa, ternyata ayah saya menelpon “kenapa tidak angkat telepon nak,” kata papa saat nelpon.
Dengan kaget saya mengcheck kuota internet saya sudah habis melalui pesan Handphone (Hp) “paket habis pa, jemput saja sudah di Pariaman,” ujar saya sedikit panik.
Ketika papa datang menjemputku, ia berkata “sudah buka puasa nak? dirumah ada ayam digelimangi balado,” ucapnya. “Belum pa” saut saya. Lalu dia mengantarku pulang dengan kecepatan penuh dan segera menyodorkan makanan berbuka.
Cawan WP: Sabrina Hunafa
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat