WAWASANPROKLAMATOR,- Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Gema Justisia melakukan kegiatan eksternal dengan membawakan tema Cek Fakta, Upgrade Generasi Unggul dengan Bebas dari Hoaks. Agenda ini dilaksanakan di Ruang Video Conference Fakultas Hukum (FH), Universitas Andalas (Unand), pada Sabtu 02 Maret 2024.
Kegiatan dihadiri langsung oleh Sucy Delyarahmi S.H., M.H., Pembina LPM Gema Justisia sekaligus dua narasumber yaitu Hendra Makmur, S.H, Trainer Cek Fakta Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) & Ahli Dewan Pers dan Novia Herlina, Wartawan Liputan6.com & Trainer Cek Fakta AJI Padang. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga mengundang mahasiswa FH dari berbagai angkatan dan LPM atau Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) se-kota Padang.
Salsabilla, Ketua Pelaksana (KP), mengatakan, diangkatnya tema cek fakta pada kegiatan ini melatih individu pandai memilah suatu informasi benar atau tidaknya. Lebih lanjut ia menyampaikan, di era serba digital sebagai LPM dan UKPM maupun mahasiswa banyak sekali pemberitaan yang mungkin tidak benar.
“Latar belakang dari kegiatan cek fakta agar bisa dapat mengidentifikasi informasi yang akurat atau hoaks. Kemudian sebagai generasi digital banyak berita yang belum tentu kebenarannya, apalagi kita sebagai LPM atau UKPM dan mahasiswa harus dapat memahami perbedaan informasi benar maupun hoaks,” terangnya.
Pimpinan Umum (PU), Winada Andika, menyampaikan, acara ini didominasi oleh LPM atau UKPM sebab pers harus bisa menentukan keakuratan berita. Ia kemudian memberi tau, acara seperti cek fakta ini belum dimiliki kemampuan oleh pengurus secara matang karena dalam proses pelatihan.
“Tamu undangan banyak diikuti oleh LPM dan UKPM karena sebagai pers harus bisa memilah informasi palsu atau tidaknya. Apalagi kami belum mengetahui secara pasti kegiatan seperti ini karena pengurus masih dalam tahap pelatihan,” katanya.
Sucy menegaskan, saat ini berada pada masa sulit akan suatu fakta, banyak perumpamaan terjadi pada saat Pemilihan Umum (Pemilu). Ia juga menambahkan, mahasiswa hendaknya berpikir secara idealisme dalam mengonsumsi informasi dan tidak mudah terpengaruh.
“Saat ini kita berada di zaman susah fakta, misalnya pada pemilu 2024 buzzer-buzzer saling bekerja mendukung masing-masing calon. Mahasiswa harus pandai berpikir kritis dan jangan mudah terpengaruh oleh isu di Media Sosial (Medsos),” tegasnya.
Novia memaparkan, hoaks tercipta oleh sekelompok orang yang mengunggah sesuatu ke dunia digital seperti website dan lainnya. Ia juga menambahkan, profesional media mainstream merupakan benteng yang mengontrol keakuratan informasi dilingkungan masyarakat.
“Hoaks muncul dari tiap grup perorangan kemudian di upload kedunia digital website atau sosmed dan segala macam lainnya. Profesional media mainstream menjadi benteng yang mengontrol kevalid tan ketika terdapat informasi tidak jelas sumbernya,” paparnya.
Hendra juga turut memaparkan, berita click bait sering bermunculan guna menarik pembaca. Berita tidak valid pada masa pandemi Coronavirus Disease (Covid) 19 tentang vaksin telah melahirkan berbagai konspirasi. Ia juga mengatakan, hal tersebut menjadi masalah hingga menimbulkan kesalahpahaman.
“Ada yang suka membuat judul click bait untuk memancing orang-orang agar membacanya. Pada masa pandemi Covid-19 banyak konspirasi terkait vaksin beredar dimana-mana. Persoalan ini lah yang membuat orang salah memahami informasi,” utaranya.
Muhammad Afid Ardan, anggota Lembaga Advokasi Mahasiswa dan Pengkajian Kemasyarakan (LAM-PK), mengapreasi terhadap materi yang disambut. Harapannya, kegiatan ini lebih banyak disebar luaskan karena penting untuk aliansi kampus.
“Materinya memuaskan karena pada saat ini banyak beredar hoaks. Semoga kegiatan seperti cek fakta ini, disebar luaskan karena termasuk penting untuk aliansi kampus,” ujarnya.
LPM Suara Kampus Universitas Islam Negeri Imam Bonjol (UIN-IB), Nur Hikmah Nasution, mengutarakan, rasa syukur dapat diundang pada acara ini. Sebab sebagai wartawan harus mengetahui faktual akan suatu berita.
“Awalnya bersyukur dapat undangan dari LPM Gema Justisia. Karena kita sebagai pers harus tau fakta-fakta terhadap berita yang akan dihasilkan,” tutupnya.
Cawan WP: Sabrina Hunafa
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat