WAWASANPROKLAMATOR,- Pesta demokrasi semakin dekat menjadi momentum kembalinya Pemilihan Umum (Pemilu). Agenda penyelenggaraan yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan pemungutan suara serentak dilaksanakan pada Rabu 14 Februari 2024.
Generasi Z dan milenial disebut pemilih aktif yang menjadi penentu utama dalam pemilu 2024. Partisipasi kaum muda menandakan intelektual dan mengkritisi pemerintah yang akan datang. Beberapa mahasiswa/i Universitas Bung Hatta berpendapat sehari menjelang pemilu 2024.
Giovannie Gregory Amanda Saleleubaja, mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum angkatan 2023, mengutarakan, pemilu kali ini sangat mengkhawatirkan bagi anak muda yang dianggap sebagai aset kepentingan politik. Setelah itu ia menanggapi, pemilu tahun ini adalah tindakan awal dari kejayaan dan kedamaian bangsa.
“Pemilu 2024 ini sangat meresahkan bagi saya, karena anak muda terkesan hanya sebagai aset kepentingan politik saja. Semoga pemilu kali ini bukan hanya sekedar pesta demokrasi bagi bangsa kita, melainkan langkah awal dari kemajuan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia dalam lima tahun yang akan datang,” ungkapnya.
Mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Bilqisti Imaama, angkatan 2020, memberikan respon positif, aksi generasi muda membuat nuansa pemilu 2024 terlihat menyerukan anak-anak milenial mampu mengadu pendapat terhadap Pasangan Calon (Paslon) pilihannya. Kemudian ia tidak lupa menyampaikan, pesan untuk generasi muda untuk dapat bijak dalam menentukan pemimpin serta memikirkan suara hati rakyat bawah.
“Pemilu tahun ini seru kelihatannya, apalagi generasi muda saat ini sudah semakin banyak terbuka tentang pemilu, mereka mampu adu argumen dengan sesama membela paslon pilihannya. Lebih bijaklah dalam menentukan pemimpin, terutama bagi generasi muda memang kita rakyat menengah atas tidak terlalu merasakan dampaknya, namun pikirkan hati masyarakat yang dibawah suara kita menentukan Indonesia dimasa depan,” responnya.
Taufik Hidayat, mahasiswa Prodi Akuntansi angkatan 2021, menurutnya, pemilu kali ini berjalan stabil, namun terdapat beberapa permasalahan. Ia menambahkan, banyaknya aksi antar paslon yang saling menjatuhkan satu sama lain.
“Pendapat saya pemilu berjalan dengan efektif, tapi dilihat sekarang ada beberapa permasalahan pemilu contohnya dalam beretika. Banyak drama antar paslon saling meruntuhkan argumen atau saling menjelekkan,” tuturnya.
Selaras dengan Taufiq, mahasiswi Prodi Sastra Jepang (Saje) angkatan 2020, Evelina Limbernia, mengkritik dan berpendapat, pemilu pada tahun ini terlalu menjanjikan akan sesuatu, tidak terfokus pada permasalahan yang ada. Ia berharap, Indonesia bisa memanfaatkan hasil Sumber Daya Manusia (SDM) dan mengurangi impor lalu memberikan lapangan pekerjaan serta menghasilkan orang-orang cerdas dari dalam negeri.
“Sejauh ini untuk pemilu terutama masing-masing paslon terlalu menjanjikan sesuatu, tidak fokus ke permasalahan inti Indonesia seperti sistem pendidikan dan menyokong para pengangguran untuk bekerja. Harapan saya pemimpin berikutnya bisa memanfaatkan SDM, tentunya juga banyak menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan orang-orang cerdas dari Indonesia sendiri,” tutupnya.
Cawan WP: Sabrina Hunafa
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat