WAWASANPROKLAMATOR,- Menyambut Hari Peringatan Bela Negara ke-75 Republik Indonesia (RI), Universitas Bung Hatta mengadakan Kuliah Umum Bela Negara bersama Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenkopolhukam). Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber, Prof. Dr. H. Moh. Mahfud MD, S.H., S.U di Gedung Bung Hatta Convention Hall (BHCH) Kampus Proklamator I, Universitas Bung Hatta, Senin (18/12/2023).
Acara tersebut bertemakan Sikap dan Perilaku Warga Negara yang dijiwai oleh Kecintaannya Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Agenda ini dihadiri oleh Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Tafdil Husni, M.B.A, Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar) Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt., M.Sc., M.M., IPM., ASEAN., Eng, dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumbar, Irjen. Pol. Suharyono, S.I.K., S.H, instansi-instansi pemerintah, dinas, dan beberapa universitas di Kota Padang.
Tafdil mengucapkan terima kasih kepada Kemenkopolhukam sudah menyempatkan waktu untuk dapat hadir di Universitas Bung Hatta. Tidak lupa, kepada seluruh peserta dari seluruh mahasiswa dan dosen dalam memeriahkan kegiatan ini.
“Terima kasih kepada Bapak Mahfud MD yang telah berkesempatan hadir untuk memberikan kuliah umum kali ini. Terima kasih juga kepada seluruh peserta yang meluangkan waktunya pada hari ini,” ucapnya.
Mahfud menjelaskan contoh lain dari politik identitas, seorang muslim memilih calon dari kalangan yang juga beragama Islam, itu diperbolehkan. Namun, umat Islam tidak diperbolehkan memilih sesamanya dengan tujuan menghilangkan agama lain jika calon dipilih terpilih.
“Contoh lain, saya beragama Islam maka saya memilih calon dari orang yang juga semenganut, itu dibolehkan. Namun, yang tidak boleh orang islam memilih sama dengan tujuan menghabisi agama lain apabila calon yang diusungnya terpilih. Hal tersebutlah yang dinamakan dengan politik identitas,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, agar masyarakat memilih pemimpin dengan jujur tanpa ada dorongan eksternal. Pemilihan dilakukan sesuai aturan yang terkait dan sesuai dengan hati nurani.
“Jangan mau diteror, ditekan, dan dibeli suaranya. Menurut ajaran agama, orang yang memilih karena disuap, tidak sesuai dengan hati nurani, layaknya seperi binatang,” jelasnya.
Salah satu mahasiswa, Prodi Sastra Inggris (Sing), Ade Gustiawan, memaparkan, ia sangat antusias karena banyak ilmu yang dapat diambil terutama mengenai bela negara, politik dan banyak lagi. Ia juga berharap, agar selain aktif dalam kegiatan masyarakat, alangkah baiknya anggota pemerintah rela berkorban demi masyarakat.
“Menurut saya, acara ini sangat berkesan, kita bisa belajar banyak tentang bela negara dan juga politik. Semoga dalam upaya bela negara, agar tidak hanya aktif dalam kegiatan mayarakat namun juga harus rela berkorban demi masyarakat,” paparnya.
Peserta lainnya mahasiswi, Prodi Manajemen, Beatriks Numbre, mengungkapkan, acara berjalan baik dan materi yang disampaikan menarik. Ia juga berharap, dengan adanya pembelajaran yang didapat dari kuliah umum ini mahasiswa belajar bertanggung jawab terutama kepada negara.
“Acaranya berjalan dengan lancar, materi yang disampaikan menarik tentang bela negara, kita juga bisa belajar membela negara dengan baik. Mahasiswa harus lebih bertanggung jawab untuk kedepannya kepada negara,” ungkapnya.
Cawan WP : Syifa Salsabilla
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat