WAWASANPROKLAMATOR,- Masyarakat Mahasiswa Universitas Bung Hatta telah melakukan Seruan Aksi pada Senin sore dan berakhir ricuh. Ketua Umum DPMMU Chelly Wahyu Amelya, memberikan tanggapan atas aksi tersebut. Kericuhan terjadi berawal dari perkataan rektor yang menyudutkan massa aksi di saat sesi dialog di depan Gedung Rektorat Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta pada 20 November 2023.
DPMMU menilai, tindakan yang menyebabkan demo berakhir ricuh adalah hal yang tidak diinginkan dan berpotensi merugikan bagi kepentingan bersama. Mereka mungkin menekankan pentingnya untuk rasa yang damai dan keselamatan bersama di atas segalanya.
Menanggapi isu-isu yang timbul, DPMMU merespons dengan membentuk kelompok kerja atau forum dialog yang melibatkan pihak kampus dan mahasiswa untuk menyelesaikan isu-isu yang muncul. Langkah ini seperti meliputi diskusi terbuka, survei, atau pertemuan khusus.
“Sebenarnya untuk komunikasi memungkinkan usaha di mana aspirasi-aspirasi keinginan, kebutuhan saling melengkapi antara universitas dan lembaga selingkup. Namun saat ini dapat berbenah baik dari birokrasi akademik dan kaderisasinya supaya hal-hal itu tidak terjadi lagi di masa yang akan datang,” jelasnya
Ia menambahkan, akan melakukan serangkaian kegiatan atau program untuk meningkatkan komunikasi antara pihak universitas dan mahasiswa, seperti diskusi rutin, forum terbuka, atau kegiatan lain yang memfasilitasi dialog dan kerja sama yang lebih baik. Ia juga menjelaskan, hampir dua bulan berusaha menyelesaikan secara baik-baik namun ketika gugusan tidak ada gugusan memang jalan satu-satunya itu adalah turun aksi.
“Langkah DPMMU agar bisa dialog terbuka dan konstruktif antara pihak kampis dan mahasiswa adalah merencanakan workshop, seminar, atau pelatihan komunikasi untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan negosiasi antara pihak universitas dan mahasiswa. Selain itu mengusulkan forum terbuka rutin untuk mendiskusikan masalah-masalah kampus,” ujarnya
DPMMU sebagai lembaga yang menduduki lembaga tertinggi di kampus saat ini dan merupakan lembaga yang bertugas mendengarkan aspirasi dari masyarakat mahasiswa. Ia juga memohon maaf sebesar-besarnya atas kekacauan yang telah terjadi pada aksi kemarin.
“Oleh sebab itu dari pihak DPMMU meminta maaf yang sebesar-besarnya karena ini di luar prediksi kami dan melakukan evaluasi penyebab dari kericuhan tersebut serta mencari solusi yang dapat mencegah hal serupa tidak akan terjadi lagi. Semoga dengan adanya ulasan ini meminimalisir akan terjadinya kejadian hal serupa,” terangnya.
Terakhir, ia menambahkan pentingnya mengekspresikan pendapat secara damai, menghormati hak orang lain, dan pentingnya dialog dalam menyelesaikan perbedaan. Ia juga menyarankan pendekatan alternatif seperti petisi, diskusi terbuka, atau dialog formal sebagai cara untuk menyuarakan kekhawatiran atau pendapat.
“Pentingnya diskusi yang dilakukan antara masyarakat mahasiswa dan menekankan peran dialog dalam menanggulangi perbedaan. Mengemukakan ide-ide alternatif sebagai metode yang dapat diadopsi untuk mengungkapkan kekhawatiran atau pandangan,” tutupnya.
Amrizal WP
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat