WAWASANPROKLAMATOR,- Badan Eksekutif Masyarakat Mahasiswa Fakultas Teknik Industri (BEMM-FTI) menghelat Engineering Exhibition sub kegiatan Talk Show Nasional. Kegiatan ini diselenggarakan di Balairung Caraka, Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta pada 28 September 2023.
Agenda ini bertemakan Bung Hatta dan Bung Hatta Muda untuk Kejayaan Bangsa. Pemateri hari ini ialah Arie Gumilar yang merupakan Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). Topik pembicaraannya hari ini mengenai Energi Masa Lalu, Energi Transisi, dan Energi Masa Depan.
Arie dalam pemaparan materinya memaparkan, energi dan pemuda adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Hal yang akan terjadi di masa depan ditentukan dari hari ini, jadi anak muda harus berkualitas dari sekarang agar dapat bersaing di era selanjutnya. Perlu diketahui dari sekarang, 70% konflik dunia berlatar belakang dari perebutan energi.
“Tepat pada 2045 menjadi seratus tahun negara ini merdeka, apakah kita akan mendapatkan kejayaan sebagai Indonesia emas atau sebaliknya, maka hal ini ditentukan dari sekarang. Saat ini konflik energi terjadi di Negara Timur Tengah, karena minyaknya masih banyak, cadangan energi di Jazirah Arab masih bisa untuk 40 tahun lagi sementara di Indonesia hanya enam sampai tujuh tahun kedepan,”paparnya.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan, fosil dan Minyak Gas Bumi (Migas) pasti akan habis suatu saat nanti dan ketika habis ia harus berganti dengan alternatif Energi Baru Terbarukan (EBT). Sehingga jika hari ini ada perang energi, maka di masa depan akan ada terjadi hal yang sama namun disertai juga dengan krisis pangan dan air.
“Ketika minyak bumi dan energi panas bumi telah habis maka konflik dunia tentang perebutan energi akan bergeser ke negara-negara khatulistiwa karena di sana ada sumber energi baru seperti pangan dan air. Paling menariknya Indonesia dua kelebihan tersebut, namun hal ini juga dapat menjadi ancaman bagi kita,” jelasnya.
Ia juga mengulas prediksi data statistik tentang terjadinya konflik tersebut, setiap enam tahun dari 2011 terjadi kenaikan penduduk dunia sebanyak satu milyar dan setiap enam tahun juga konsumsi energi meningkat sebesar 41%, jika dibandingkan dengan cadangan migas yang ada hari ini, maka energi tersebut akan habis pada 2053. Barulah setelah itu memasuki era EBT dan inflasi kemungkinan besar terjadi pada 2035 hingga 2043.
“Rencana kebijakan ekonomi nasional yang menginginkan di 2050 sudah 31% tingkat energi terbarukannya, pada 2005 diharapkan sudah 23% namun saat 2020 baru mencapai 11% jadi perlu dipertanyakan kapan mencapai target. Hal ini juga disebabkan kebijakan pemerintah yang tidak mendukung energi terbarukan ini sehingga menghambat perkembangannya,” ungkapnya.
Berikutnya, Arief mengutarakan, potensi energi baru terbarukan Indonesia sangat melimpah, energi terbarukan yang dipetakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkapasitas 442 gigawatt dan hari ini baru dimanfaatkan 2.15%. Artinya, energi terbarukan negara ini jumlahnya sudah melebihi total kebutuhan energi nasional. Jadi, mempunyai kekayaan alam bisa menjadi kebanggaan namun di sisi lain juga turut menjadi ancaman.
“Seluruh komponen bangsa harus paham situasi, bersatu, dan mewujudkan bangsa Indonesia sebagai pemenang agar dapat menghadapi kompetisi global yang berujung ancaman ini. Generasi muda harus punya peran di sini, karena nasib suatu bangsa ada di tangan pemuda dan mahasiswa,” utaranya.
Sebagai materi penutup, ia menyampaikan, masa Covid-19 sudah lewat, saat itu segalanya dibungkam tapi sekarang semua sudah bebas lagi. Kembalilah mahasiswa untuk bersuara, karena hanya di tangan pemuda cendekiawan kegelisahan rakyat didengarkan.
“Hanya mahasiswa yang dipercaya rakyat bisa menyampaikan aspirasinya. Buktikanlah pada mereka, kalian bukan sekelompok intelektual yang dibayar untuk kepentingan tertentu,” tutupnya.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat