WAWASAN PROKLAMATOR,- Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgawa) Universitas Bung Hatta hendak pindah ke Kampus Proklamator ll Universitas Bung Hatta. Pemindahan tersebut tentunya mendapat respon dari beberapa masyarakat Pusgawa, Sabtu (21/01/2023).
Banyak tanggapan masyarakat Pusgawa mengenai pembangunan gedung baru, akan tetapi dinilai sangat tidak sesuai dengan kebutuhan tiap lembaga. Pihak kampus pun tidak ada memberikan ruang terbuka untuk berdiskusi mengenai kebutuhan masing-masing lembaga.
Ketua Badan Eksekutif Masyarakat Mahasiswa Universitas (BEMMU), Rendhi Oktriadi, mengeluh terkait penempatan Pusgawa baru yang dirasa belum memadai untuk kelancaran tiap kelembagaan. Agar terbentuknya insan kinerja yang berkualitas sebaiknya kampus lebih peka terhadap keperluan mahasiswa.
“Sangat disayangkan sekali atas pemindahan Pusgawa karena jauh dari rektorat yang mana akan sulit perihal administrasi, ukuran sekretariatnya kecil, dan tidak ada gudang untuk inventaris. Besar harapan saya rektorat melibatkan kebutuhan organisasi dalam pembangunan agar meningkatkan mutu prestasi mahasiswa,” ujarnya.
Nurul Hidayatul Husna, Ketua Dewan Perwakilan Masyarakat Mahasiswa Universitas (DPMMU), menguraikan, ini adalah keharusan kampus memperhatikan penunjang aktivitas mahasiswa, dan perlu tempat untuk berunding antara universitas dan mahasiswa. Ia cukup kecewa dengan ukuran ruang sekretariat yang pastinya akan membutuhkan ruangan tambahan lagi.
“Hal ini adalah kewajiban kampus untuk peduli dengan kegiatan mahasiswa dan kita perlu mengapresiasikannya, tapi saya sangat kecewa dengan ukuran ruangannya yang kecil dan memerlukan ruangan lagi nantinya. Saran saya pihak universitas harus memberikan wadah berdiskusi kepada mahasiswa terkait kebutuhannya,” urainya.
Habib Ibnu Fadhillah, Komandan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit Universitas Bung Hatta Proklamator, mengutarakan, perlunya peninjauan pihak kampus terhadap kebutuhan tempat bagi setiap lembaga, terlebih lagi organisasi ini juga perlu koordinasi dengan klinik tetapi di Kampus ll tidak aktif. Ia menilai, situasi lingkungan memberikan pengaruh yang besar bagi lembaga sehingga menjadi berkualitas.
“Kampus perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti kami sangat butuh bilik yang cukup luas serta harus bekerja sama dengan klinik. Dikarenakan ruang kesehatan di Kampus II tidak beroperasi tentunya akan menghambat pergerakan UKM untuk lebih baik,” utaranya.
Muhammad Arif, Ketua UKM Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), menyatakan, area pembangunan Pusgawa baru terlihat jauh dengan lokasi kegiatan kampus, sebab menjadi area perencanaan pembangunan. Ia berulas agar tidak ada terjadi permasalahan alangkah baiknya kampus berdialog dengan tiap lembaga.
“Lihat pembangunan Pusgawa lewat foto, nampaknya lokasi jauh dari kampus mungkin menjadi area pembangunan yang dipusatkan disana. Saran kepada pihak kampus agar ditinjau keseluruhan UKM apa saja yang dibutuhkan mereka, agar tidak terjadi kesalahpahaman nantinya,” tuturnya.
Ketua UKM Radio Suara Mahasiswa (Diorama), Azizatul Alifah, memamparkan, UKM Diorama merupakan kegiatan yang bergerak di bidang penyiaran yang membutuhkan studio untuk aktivitasnya. Lembaga ini bertitik kumpul di Kampus Proklamator III. Ia melihat dari beberapa postingan pembangunan Pusgawa baru, ruang sekretariat baru sangat tidak efektif untuk organisasi ini.
“Organisasi kami bertugas dalam penyiaran dan sangat membutuhkan ruang siaran. Pada saat saya melihat foto pembangunan Pusgawa, nampak sekat antar ruangan sangat tipis untuk kebutuhan kami sangat tidak memadai,” tutupnya.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat
