WAWASAN PROKLAMATOR,- Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Wawasan Proklamator (UKPM-WP) menghelat Seminar dan Diskusi Interaktif. Event ini dilaksanakan di Gedung B6 Kampus Proklamator II, Sabtu (26/1/2022).
Kegiatan ini mengusung tema Sudah Amankah Kampus Kita Dari Predator Seksual?. Program ini dihadiri oleh Ketua Bagian (Kabag) Kemahasiswaan, Ahmad Iffan M.H, Pemateri bapak Rianda Seprasia, M.H, Dosen Hukum Universitas Bung Hatta, serta Ibu Rahmi Meri Yanti, Direktur Utama Nurani Perempuan, Presiden Mahasiswa (Presma) Rendhi Oktriadi, dan juga Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Selingkup Kota Padang serta peserta seminar dari kalangan mahasiswa dan umum.
Ketua Pelaksana (KP), Shenia Rohmah, mengungkapkan, rasa syukur karena acara ini dapat terlaksana serta banyaknya mahasiswa dan masyarakat umum yang ikut berpartisipasi di dalam acara ini. Ia mengucapkan terima kasih kepada panitia yang sudah ikut berkontribusi untuk acara seminar dan diskusi interaktif ini.
“Alhamdullilah acara ini dapat berlangsung dan dihadiri oleh pemateri yang sangat ahli dibidangnya. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh rekan kepanitiaan yang sudah meluangkan waktu serta tenaganya untuk kegiatan ini,” ungkapnya.
Febry Rahayu, Pimpinan Umum (PU) UKPM-WP, memaparkan, ungkapan terima kasih kepada panitia berkat kerja keras rekan-rekan acara ini dapat dilaksanakan, Agenda tersebut merupakan program kerja dari kepengurusan UKPM-WP periode 2022/2023. Tak hanya itu, ia turut memaparkan lembaga ini tidak hanya memberikan informasi tetapi juga menjadi wadah untuk masyarakat mahasiswa untuk mendapatkan ilmu mengenai isu-isu terkhusus hari ini, akan membahas pelecehan seksual.
“Terima kasih kepada panitia atas semangatnya selama proses ini dari pembentukan kepanitiaan hingga acara ini berhasil dilaksanakan. Besar harapan saya, dengan adanya acara ini peserta yang hadir dapat mengetahui lebih dalam mengenai pelecehan seksual yang akan dijabarkan oleh pemateri,” paparnya.
Presma, Rendhi mengungkapkan, kegiatan seminar dan diskusi interaktif ini kita bisa membenahi diri agar mengetahui apakah sudah aman kampus kita dari bahayanya predator seksual. Ia berharap kepada seluruh peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan seksama agar mendapatkan manfaat lebih besarnya setelah acara ini.
“Kegiatan ini seperti edukasi yang sangat bagus diadakan oleh UKPM-WP agar kita sebagai mahasiswa mengetahui apa itu predator dalam pelecehan seksual. Jadi harapan saya, audience dapat memahami secara menyeluruh materi yang akan diberikan oleh pemateri nantinya,” ungkapnya.
Iffan, menjelaskan, hal yang paling esensial itu bukan materi dari orangnya tapi komunikasi antar manusia jadi yang belum kenal menjadi kenal, yang sudah tahu menjadi lebih tahu, bahkan beberapa riset mengatakan orang cerdas secara intelektual itu variabel paling tingginya adalah bagaimana cara ia berkomunikasi. Salah satu program untuk meningkatkan komunikasi itu adalah mengikuti berbagai macam acara yang dilaksanakan di dalam kampus maupun luar kampus.
“Ketika narasumber memaparkan materi mahasiswa bisa bertanya apa pun terkait tema yang sudah ditentukan karena pemateri merupakan orang yang ahli di bidangnya. Harapan saya masyarakat mahasiswa yang sudah mendaftar dan mengikuti acara ini bisa menjadi pelopor, konseptor, inisiator, agar kekerasan seksual dimana saja terutama kampus bisa di minimalisir ,” jelasnya.
Rahmi memaparkan kasus pelecehan seksual di lingkungan universitas terus meningkat setiap tahunnya. Di samping itu ia turut menjelaskan kekerasan tersebut tidak hanya dilakukan secara langsung tetapi juga dalam bentuk online. Tindakan tersebut memberikan dampak buruk terhadap sasarannya.
“Laporan berbagai kekerasan seksual selalu bertambah dari tahun ke tahun baik tindakan secara frontal maupun berbasis elektronik. Tentunya hal tersebut memberikan impact yang negatif bagi kejiwaan korban,” paparnya.
Sejalan dengan pemateri yang pertama, Rianada, menuturkan, pelecahan biasanya terjadi karena adanya keinginan dari pelaku dan kesempatan untuk melakukan perbuatan tersebut. Lembaga hukum menerima pengaduan yang diajukan oleh target predator seksual.
“Dorongan dan peluang yang besar menimbulkan ambisi eksekutor. Institusi akan memproses laporan tersebut secara adil,” ucapnya.
Jukey Oktovioani, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, memaparkan, materi yang disampaikan oleh kedua pemateri sangat penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk mengetahui hal-hal cara pencegahan terjadinya kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Ia berharap, kegiatan seperti ini agar terus terlaksana ke depannya dengan mengangkat tema yang lebih menarik lagi.
“Penyampaian materi yang menarik karena disertai dengan Power Point Presentation (PPT) dan contoh kasusnya membuat saya dan peserta lainnya mudah memahami. Harapan saya peserta dapat menjaga diri mereka sendiri dari kekerasan seksual karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” paparnya.
Sejalan dengan jukey, Andre Oktaviano, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Jepang menjelaskan, tema yang di angkat pada kegiatan seminar kali ini sangat relate dengan kehidupan kita sehari-hari. Ia menambahkan pemateri menjelaskan dengan contoh sehingga mudah dipahami oleh peserta seminar.
“Acara kali ini sangat menarik untuk diikuti oleh berbagai macam kalangan mulai dari pemilihan tema hingga pemateri membuat banyak orang yang mengikuti seminar ini. Dengan adanya kegiatan ini juga membuat mahasiswa bisa menjaga diri dari hal yang tidak diinginkan,” tutupnya.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat