WAWASANPROKLAMATOR,- Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas se-Sumatera Barat (Sumbar) yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sumatera Barat (BEM-SB) gelar aksi demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional. Sebanyak 12 tuntutan dilayangkan asosiasi ini kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar. Unjuk rasa dilakukan di Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (28/09/2022).
Aliansi BEM-SB dalam kajiannya memaparkan salah satu misi Gubernur, Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy yang berisi, ‘Meningkatkan nilai tambah dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.’ Tetapi, nyatanya pemprov hingga saat ini dinilai belum melakukan perannya dengan maksimal. Rendahnya pemanfaatan lahan, maraknya konflik dan sengketa pertanahan, banyaknya tanah yang belum terdaftar, hingga tanah negara (provinsi) yang belum diinventarisasi.
Menanggapi beberapa gugatan yang dilayangkan mahasiswa, Mahyeldi yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumbar, Hansastri, menanggapi sejumlah tuntutan. Ia menyampaikan, Sumbar menjadi satu-satunya provinsi yang mengajukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pertanian sebanyak 10%.
“Segala tuntutan akan disampaikan langsung kepada gubernur. Adapun APBD untuk pertanian kita angggarkan sebesar 10% dan menjadikan Sumbar satu-satunya provinsi yang mengucurkan dana cukup besar di sektor ini,” ujarnya.
Selain itu, ia memberikan mengapresiasi Aliansi BEM-SB yang mampu melakukan aksi demonstrasi dengan damai. Ia mengatakan, Pemprov Sumbar menyepakati 12 tuntutan mahasiswa karena sejalan dengan visi misi program daerah.
“Penghargaan tertinggi diberikan untuk mahasiswa yang mengikuti dan melaksanakan aksi dengan tertib. Pemprov satu suara dengan tuntutan yang dilayangkan, karena sepaham dengan visi dan misi kami,” ungkapnya.
Hansastri dalam audiensinya turut mengucapkan dirinya akan langsung menyampaikan kepada Mahyeldi untuk bisa bertemu dan berdialog dengan mahasiswa terkait aksi ini. Ia juga akan memfasilitasi mahasiswa berjumpa langsung dengan gubernur dalam kurun 7×24 jam.
“Kesempatan untuk melakukan percakapan interaktif akan saya sampaikan langsung kepada gubernur. Kurun waktu 7×24 jam kami akan menyampaikan dan memfasilitasi mahasiswa untuk bertemu dengan beliau,” ucapnya.
Apriyan Candra, Koordinator Daerah 1 (Korda 1) Aliansi BEM-SB mengutarakan bentuk kekecewaannya kepada Pemprov Sumbar. Bukan tanpa alasan, sudah beberapa kali perserikatannya melakukan aksi turun ke jalan namun tidak direspons dengan baik. Mahasiswa meminta aspirasi yang disampaikan bisa ditanggapi dengan baik oleh gubernur.
“Kecewa karena acap kali unjuk rasa tapi tidak ditanggapi sebagaimana mestinya. Mahasiswa menginginkan gubernur menerima dengan baik aspirasi dari masyarakat,” paparnya.
Apri menginginkan gubernur hadir untuk membersamai mereka. Mahasiswa hendak berkolaborasi dengan pemprov untuk membangun masyarakat Sumbar dengan peran yang berbeda. Di samping itu, ia meminta pemprov memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berdialog langsung dengan gubernur.
“Gubernur hendaknya hadir di tengah-tengah kami untuk menyertai. Dengan peran yang berbeda, kami ingin bekerja sama dengan pemerintah untuk membina rakyat. Kedepannya, semoga diberikan peluang untuk berbicara langsung dengan pemimpin nomor satu di Sumbar,” harapnya.
Aksi berjalan dengan damai dan 12 tuntutan dari mahasiswa turut ditandatangani oleh Hansastri. Audiensi akan kembali dilakukan dengan mahasiswa selambat-lambatnya 7 hari setelah aksi berlangsung.
Pemprov Sumbar berjanji akan akan mengundang Aliansi BEM-SB untuk hadir pada audiensi yang akan dilakukan untuk membahas 12 tuntutan yang diajukan. Jika tidak hal ini tidak diindahkan oleh pemprov, Aliansi BEM-SB siap melakukan aksi kembali.
Wawasanprokalamator.com Jauh Lebih Dekat