Malam temaram yang gelap gulita
Isakan itu terdengar dengan nyata
Terdengar pilu di telinga
Sunyi nan begitu terasa
Gemuruh di hatinya
Gundah dinsepanjang malam
Diiringi nafas kasar yang berulang kali dikeluarkannya
Antara cinta dan Tuhannya
Bagai tembok besar di depan mata
Nyata kokoh berdiri menjadi penghalangnya
Yang tak berujung, kandas di jalanan
Seharusnya ia sadar ini akan berakhir sia-sia
Menyalahi aturan Tuhan
Bertahan akan keyakinan
Tuhan janjikan ganti yang seiman
Ia menyeka air mata
Gelar sajadah memohon doa
Semoga lekas membaik hatinya
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat