WAWASANPROKLAMATOR,- Merdeka memiliki arti kebebasan, bebas yang dimaksud adalah mampu dan bisa berdiri sendiri, tidak terkena atau lepas dari tuntutan, tidak terikat, dan tidak bergantung kepada pihak tertentu. Tetapi kata ‘Merdeka’ memiliki makna yang sangat berbeda bagi setiap perempuan yang ada di Indonesia.
Merdekanya seseorang perempuan ketika ia mampu mengambil keputusan sendiri tanpa tekanan dari orang lain, mampu berjuang, menempuh pendidikan tinggi, bekerja sesuai kemampuan dan keinginan, dan membebaskan diri dari kekerasan, serta bisa berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. Namun, pada kenyataannya hingga saat ini masih banyak perempuan yang belum mendapatkan kata merdeka dalam hidupnya. Ia dituntut untuk menjadi perempuan yang hanya bisa macak (berdandan), masak (memasak makanan), manak (melahirkan), dan marak (membuat suasana yang ceria di rumah agar suami betah), tanpa bisa melakukan dan mengembangkan kemampuan dan minat yang dimiliki.
Stigma yang muncul dalam masyarakat mengenai keharusan perempuan membuat banyaknya potensi diri yang dimiliki terpendam dan akhirnya hilang. Banyak orang tua yang lebih memilih untuk membiayai pendidikan tinggi anak laki-laki ketimbang perempuan dengan dalih “Saudara laki-lakimu nantikan akan bekerja. Jelas dia harus berpendidikan tinggi, sedangkan kamu nanti kalau sudah menikah hanya mengurus rumah saja,” midset seperti ini memperlihatkan bahwa kurang merdekanya perempuan di Indonesia.
Perempuan hendaknya diberikan kesempatan yang sama seperti laki-laki untuk mengambil dan menentukan kehidupan yang akan mereka jalani. Pekerjaan yang ada saat ini dapat dilakukan oleh perempuan, baik pekerjaan kantoran bahkan sampai pekerjaan yang memerlukan tenaga dan energi. Hal ini membuktikan bahwa perempuan bukan hanya bisa bekerja di rumah saja tetapi juga mampu bersaing di dunia pekerjaan yang telah disediakan.
Banyak perempuan hebat yang mampu memberikan perubahan kepada bangsa salah satunya pasangan Bupati dan Wakil Bupati Musi Rawas Sumatera Selatan yang mencatat sejarah menjadi pasangan perempuan bupati pertama di pulau Sumatera. Mereka adalah Ratna Machmud dan Suwarti. Kedua perempuan tersebut telah mampu membuktikan bahwa kemerdekaan perempuan itu benar adanya, dan bisa menjadi tauladan bagi setiap wanita lain untuk dapat terus berkembang dan berkarya bagi Indonesia.
Saat ini seharusnya perempuan dapat mampu memilih jalannya dan kariernya sendiri. Karier sebagai wanita pekerja keras, atau ibu rumah tangga, semua jalan dan keputusan yang dipilih oleh semua perempuan menjadi jalan menuju kebebasan dan arti merdeka itu sendiri. Mengingat banyaknya potensi yang dimiliki serta keputusan yang dipilih oleh setiap perempuan maka ia layak mendapatkan arti merdeka.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat