Pada minggu kedua masuk kuliah dengan suasana pagi yang cerah seperti biasanya kami sambil bercanda terus melangkahkan kaki ke kelas. Sesampainya di kelas, kami melihat pak tua yang sedang duduk sambil main Handphone (HP) kami pun segera duduk dan bersiap untuk memulai belajar. Seperti bisanya sebelum memulai belajar pak tua menyampaikan petuah kepada anak-anak. Dengan matahari baru menampakkan dirinya di sisi kampus pak tua pun dengan ciri khas canda tawanya. Ia menyampikan petuah yang begitu membuat kita merenung di pagi hari.Tiba-tiba ia bertanya, “Mengapa Anda memilih masuk kampus ini?”. Anak–anak pun menjawab, “Karena kami telah gagal masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pak, itu sebabnya kami di sini”. Pak tua mendengar hal itu langsung tertawa tipis dan menggelengkan kepalanya seakan dia sudah tau jawabannya.
Pak tua pun bertanya lagi, “Apa anda menyesal?”. Anak-anak pun menjawab, “Sedikit pak”. Lantas ia menyampaikan, “Dirimu yang sekarang merupakan cerminan masa lalumu, apa yang kamu tanam di masa lalumu itu yang kamu tuai sekarang. Waktu tidak bisa di putar kembali hanya penyesalan yang datang menghampirimu”. Seketika semua diam dan merenung dengan apa yang disampaikan oleh pak tua. Melihat anak-anak mulai diam dan merenung pak tua pun tertawa. Ia bertanya, “Apa yang sedang kamu pikirkan? nggak ada waktunya menyalahkan diri sendiri. Masa lalu tak akan pernah bisa berubah tapi jadikanlah masa lalu sebagai pembelajaran untuk membuatmu lebih baik di masa depan”.
Lantas anak-anak pun bertanya, “Apa yang kami harus lakukan sekarang pak?”. Dengan gayanya yang santai sambil senyum, ia menyampaikan, “Jika kamu ingin melihat masa depanmu, maka lihatlah dirimu sekarang, apa yang kamu tanam sekarang itu yang kamu tuai di masa depan. Mulailah dari sekarang rajin belajar,disiplin, dan tumbukanlah rasa ingin tahumu, dengan begitu kamu akan lebih berkembang, jangan lupa ada hal penting dalam hidup ini adalah jaga silaturahmi, sedekah, berbuat baik dan solat. Dengan begitu, insyallah hidupmu akan lebih baik dari pada sekarang,” ujar pak tua.
Anak-anak pun mulai diam kembali, pak tua melihat anak-anak mulai diam, sambil melihat wajah kami ia pun tertawa lepas dan berkata, “Kalian semua seperti orang yang menyesali perbuatan, orang yang mau berubah 100 persen. Tapi saya yakin nanti ketika kalian semua keluar apa yang saya sampaikan akan hilang dan kalian semua kembali ke masa jahiliah kalian”. Mendengar peryataan tersebut sontak anak-anak pun tertawa. Meihat anak-anak tertawa, pak tua menitip suatu pesan. Ia berkata, “Ingatlah, waktu terus berjalan begitu cepat jangan sampai kamu lalai dalam larutnya kesenangan, jangan pernah kalian menunda perubahan yang baik pada diri kalian, orang yang menunda hal baik maka termasuk orang yang merugi”.
Dengan nasihat terakhir dari pak tua pun melanjutkan pelajaran yang di hari itu membuat jam seolah-olah berputar begitu lama, rasa bosan dan jenuh mulai menghampiri kami. Membuat kami mulai malas dan tidak fokus belajar. Tapi di saat kami tak fokus ada satu teman nyeletuk sambil bercanda ia berkata, “Wahai saudaraku, janganlah kamu bermalas-malasan. Ingatlah pesan yang disampaikan pak tua tadi, apa Anda sudah lupa wahai saudaraku. Dengan refleknya, kami berempat langsung memukul badannya. Akhirnya jam pelajaran selesai kami pun meninggalkan kelas.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat