WAWASAN PROKLAMATOR,- Komentar sederhana seperti “Kurus banget sih, kurang gizi?”, ” Muka kamu jerawatan, ga pernah dibersihin ya?”. Sering kali kalimat ini dijadikan sebagai gurauan saja. Namun tanpa kita sadari, komentar tersebut dapat melukai perasaan seseorang. Tindakan ini termasuk penghakiman kepada diri sendiri dan orang lain, atau sering juga disebut dengan body shaming.
Apa sih body shaming itu? adalah tindakan mencela dan mempermalukan seseorang dengan membuat ejekan atau komentar negatif tentang bentuk atau ukuran tubuh seseorang. Kegiatan ini dapat membuat korban kehilangan kepercayaan diri, bahkan bisa berujung membenci diri sendiri dan depresi, serta akan terus-terusan merasa dirinya buruk.
Pada beberapa kasus, korban akan melakukan diet ketat dan olahraga ekstrem untuk mencapai bentuk tubuh yang diimpikan, sehingga dapat menyebabkan gangguan pola makan seperti bulimia dan Binge Eating Disorder. Di lain kasus, korban bisa saja melakukan jalan pintas seperti operasi plastik karena tidak tahan terus-terusan diejek. Bahkan, yang lebih parah, korban dapat nekat mengakhiri hidupnya karena tidak tahan lagi mendapat perlakuan body shaming dari lingkungannya.
Penghakiman terhadap seseorang tak luput dari standardisasi kecantikan di kalangan masyarakat. Media sosial ataupun film yang ditayangkan sangat berpengaruh terhadap pembentukan standardisasi ini. Dengan adanya penyamaan kecantikan ini, kita dituntut untuk selalu terlihat sempurna. Memiliki wajah yang cantik, badan yang ideal dan lain sebagainya. Namun di dunia ini tidak ada yg sempurna. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing.
Kita tidak perlu lagi bersusah susah untuk terlihat cantik dimata seseorang. Karna kita memiliki kecantikan dengan versi yang berbeda. Untuk itu, stop body shaming. Belajarlah untuk menerima diri sendiri dan orang lain, berhenti berkomentar terhadap fisik seseorang.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat