Pertengahan Mei, pertengahan tahun
Manut di ujung ruang
Masih aku yang mendalami arti kamu
Terus begitu dari dulu
Kamu adalah naluri
Kamu adalah empati
Kamu adalah hal luar biasa yang aku rajut dalam kalbuku
Hai
Pelan-pelan menuai sedikit harapan dari ufuk cakrawala yang terkirimkan pagi ini
Aku rajut lagi baik-baik dengan benang baru
Jangan sampai putus, jangan sampai basah
Sebab aku juga lelah, merakit lama sampai akhirnya terbalas
Hmm
Setidaknya selama seribu delapan ratus dua puluh lima hari dan dua puluh lembar buku
Aku menjadi kamu
Setidaknya tidak perlu lagi merengek naik bianglala padahal penakut aslinya
Tak perlu lagi merajuk memahami frasa sedang tak punya rasa
Tak perlu lagi mendaki padahal sedang lelah luar biasa
Halo, ini puisi untuk nanti, saat semua terjadi
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat