WAWASAN PROKLAMATOR,- Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) belakangan ini banyak diminati oleh siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ingin berkecimpung di jurusan pendidikan. Prodi ini banyak diminati karena peluang kerjanya yang besar, mengingat banyaknya jumlah Sekolah Dasar (SD) dibanding Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataupun SMA di tingkat kecamatan ataupun kabupaten.
Ketertarikan terhadap jurusan ini memang cukup besar, tapi acap kali dianggap mudah oleh mahasiswa jurusan lain. Banyak yang mengecap PGSD hanya sekadar satu ditambah satu, karena yang dipelajari hanya pelajaran siswa SD sehingga banyak orang menggampangkan jurusan ini.
Kenyataannya, mahasiswa PGSD mempelajari pelajaran SD hanya di semester satu dan dua di mata kuliah Konsep Dasar: Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Pelajaran yang dipelajari bukan hanya pelajaran siswa SD, tetapi lebih tinggi tingkatannya, karena tidak mungkin pengetahuan guru nantinya sama dengan siswa. Semester berikutnya akan ada mata kuliah Pembelajaran: Matematika, IPS , IPA ,PKN, dan Bahasa Indonesia. Mata kuliah ini akan berfokus bagaimana cara mengajar per bidang studi.
Dalam mengajar, guru SD bukan hanya sekedar menerangkan materi, tetapi harus juga memperhatikan strategi dan model pembelajaran apa yang akan disajikan dalam satu bidang studi per satu pertemuan. Mempermudah materi dicerna siswa, guru SD pun dituntut untuk membuat media sebagai alat pembelajaran, misalnya materi IPS Mengenal Negara Association of South East Asian Nation (ASEAN), maka akan disajikan media berupa globe. Begitu pula di mata pelajaran lain per materinya, guru harus berpikir keras untuk membuat media yang kreatif agar menarik perhatian siswa sehingga siswa paham dengan konsep yang disuguhkan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hal ini pasti sudah akrab di telinga mahasiswa pendidikan. Membuat RPP bukan perkara gampang, guru-guru terdahulu saja banyak yang tidak pandai membuatnya sehingga banyak mengupahkan untuk merancangnya. Di dalam RPP harus tertera semua proses pembelajaran dari pembukaan sampai penutupan kelas. Belum lagi, perkara membuat kisi-kisi dan soal. Hal ini bukan sembarangan, menentukan tingkat kesukaran soal saja ada aturan tertentunya.
Jadi, PGSD bukan sekadar satu ditambah satu, pegangan guru SD bukan buku paket tetapi kurikulum. Guru SD mau tidak mau harus menguasai banyak materi pelajaran SD serta harus paham karakteristik setiap siswa agar bisa melakukan pendekatan jika nantinya ada masalah dalam proses pembelajaran. Hal seperti ini akan dipelajari di mata kuliah Psikologi Pendidikan. Ada juga mata kuliah Pendidikan Inklusi. Berisi cara mengajar anak normal dengan anak berkebutuhan khusus dalam satu kelas di sekolah inklusi.
Menjadi guru SD bukan perkara mudah. Karena makna guru adalah digugu dan ditiru, yang artinya akan menjadi panutan siswa di sekolah nanti. Sejatinya setiap jurusan memiliki kesulitannya tersendiri dan kita memilihnya sesuai dengan kemampuan serta minat bakat masing-masing. Hendaklah sesama mahasiswa menghargai jurusan masing-masing karena orang yang berilmu pasti tidak akan merendahkan orang lain.
Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat