Dampak Strict Parent bagi Kehidupan Anak

Jeje WP
1,313

WAWASAN PROKLAMATOR,- Semua orang tua tentunya selalu menginginkan hal yang terbaik untuk setiap anak-anaknya. Apa pun akan dilakukan demi kelangsungan dan kebahagiaan anaknya. Bahkan rela bekerja siang malam untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Orang tua juga sangat berperan penting dalam mendampingi anak. Terlebih ketika si anak telah memasuki fase remaja. Saat di mana sang anak menghadapi masa-masa sulit dalam mengambil keputusan. Di sinilah peran orang tua sangat diperlukan. Mendampingi sang anak sambil memberikan gambaran serta pertimbangan antara yang benar dan salah, sehingga sang anak juga dapat menjadikan hal ini pembelajaran kedepannya.

Namun, tak jarang juga ada orang tua yang mengatur seluruh kegiatan anak sejak anak lahir hingga sang anak benar-benar lepas dari tanggungan orang tua. Menginginkan keinginan dan kemauannya selalu dituruti oleh anak tanpa ingin dibantah. Tidak memberi anak ruang untuk berpendapat dan berekspresi. Hal ini biasanya disebut dengan strict parent.

Strict parent merupakan salah satu pola asuh orang tua yang terlalu mengekang pendapat anak. Menginginkan anak-anaknya selalu berada di rumah dan tidak boleh terlalu lama berada di luar rumah juga merupakan salah satu dari pola asuh strict parent.

Strict parent sebetulnya mempunyai sisi positifnya, salah satunya adalah anak terbebas dari pergaulan bebas yang kian hari kian berbahaya di luar sana, karena menghabiskan sebagian waktu dengan berdiam diri di rumah.  Anak-anak menjadi lebih akrab dengan keluarga.

Dibanding sisi positif, dampak dari strict parent ini lebih cenderung mengarah ke sisi negatif. Contohnya saja, anak merasa tidak nyaman berada di rumahnya sendiri. Ingin pergi keluar rumah, namun tidak diizinkan orang tua. Hingga akhirnya memilih ‘berbohong’ agar mendapatkan izin dari orang tua. Membuat anak merasa minder dan tidak percaya dengan kemampuannya sendiri serta merasa perasaan mereka tidak berharga.

Anak menjadi orang yang tidak mudah percaya dan mudah merasa cemas sewaktu-waktu. Hingga paling parah, sang anak jadi tidak memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang-orang karena selalu dituntut untuk berdiam diri di rumah saja.

Semuanya balik lagi kepada masing-masing pandangan orang. Beberapa orang menyetujui pola asuh strict parent ini karena percaya dengan dampak positifnya akan melindungi anak dari pergaulan bebas. Tetapi tentu saja ada juga yang menentang pola asuh ini.

Apapun itu, baik orang tua atau pun anak tidak bisa memilih untuk melahirkan siapa dan terlahir dari siapa. Tetapi kita bisa memilih untuk bagaimana cara menyikapi sikap orang tua dan bagaimana cara kita memperlakukan orang tua dengan baik.

Wawasanproklamator.com Jauh Lebih Dekat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

Berita Terkait

Teman Singgah
Rendahnya Tingkat Literasi di Indonesia

TERBARU

Iklan

TERPOPULER

Berita Terkait

Teman Singgah
Rendahnya Tingkat Literasi di Indonesia
Menu